Memprotes Diri Sendiri….


Bismillahirrahmanirrahim

Akhirnyaaaaa…..saya menulis blog dengan bahasa saya sendiri  🙂 Tulisan ini terinspirasi kejadian-kejadian yang aku alami…dan aku pantas memprotes diriku sendiri…lhoooo….kenapa??? – kilas balik beberapa hari terakhir di Kantor –

Ruangan mungil nan dingin itu dipenuhi sesak oleh orang-orang, semuanya engineer, dan semuanya mengernyitkan dahi membahas bagaimana mendesign pabrik pencairan gas yang baru yang aman dan handal.  Suasana tegang berlangsung sesudahnya.

 Seseorang berkata dengan tenang “ini ada standard nya tidak?” di sisi lain seseorang berambut pirang dan tinggi besar berkata “we have to consider the conservative value for designing this, NO MATTER WHAT….JUST remove the building for safety reasons, we have to comply with  standard code“.

Belum selesai satu berbicara, seseorang berdiri do we have experience for applying this technology in our industry?saking takutnya bahwa teknologi yang baru sekalipun bisa memiliki resiko yang besar, sehingga pengalaman adalah penting.

Tidak cukup sampai disitu, senior saya menghampiri sayaDra coba kamu cek panduannya, kalau seperti ini garbage in- garbage out“. Bahkan kredibilitas engineer bisa dipertanyakan kalau tidak “khatam” panduan engineering, atau kami biasa menyebutnya “standard code” .

Belum selesai….., rekan kerja datang “mas kalau design nya seperti ini harus di analisis melalui analisis bahaya dulu, hal itu disebutkan di standard design yang sudah ada”. Bahkan di lapangan kami harus menghentikan pekerjaan se-urgent apapun demi mengutamakan keselamatan atau menemukan sesuatu yang tidak sesuai dengan guidance. Hampir setiap hari telinga ini dicekokin sesuatu akan bayang bayang.“jika kita tidak mendesign sesuatu sesuai dengan dalil yang tertera di dalam panduan design maka kita seolah olah telah melakukan dosa besar “. Tabu bagi kita untuk mengatakan “ah menurut saya seperrti ini bisa” …..kenapa sih harus sampai seperti itu? biarlah gambar di bawah mendeskripsikan apa yang terjadi kalau kita “BREAK THE RULE” atau bersikap  “TIDAK ILMIAH” atau NGAWUR 

picture was taken from :http://articles.nydailynews.com/2010-04-22/news/27062377_1_oil-rig-offshore-drilling-eugene-island

picture was taken from : Macondo accident http://motherearthwisdom.wordpress.com

source : http://s293.photobucket.com/albums/mm51/Janvennik/SALVAGE%20van%20alles%202/BP%20Thunder%20Horse%20Hit%20By%20Hurricane%20Dennis/

Picture was taken from : http://blog.skytruth.org/2010/12/final-hours-of-deepwater-horizon-why.html

news : http://www.marinelog.com/DOCS/NEWSMMIX/2010apr00222.html

picture was taken from : http://gcaptain.com/piper-alpha-disaster-19-year-anniversary-of-tragedy/?231

http://www.greenpeace.org/international/en/news/features/bhopal-disaster-has-no-paralle/

Note : Gambar di atas aku ambil dari beberapa source di beberapa kejadian yang berkaitan dengan oil & gas industry, detail cerita aku tidak cantumkan untuk masing-masing kasus.

Lantas aku tersenyum…memperhatikan….dan berkata dalam hati…inilah fitrah yang lurus…kami tidak berkata kecuali apa yang kami ketahui dan kami patuh se-patuh patuhnya terhadap panduan standard yang telah ditetapkan.

Kenapa kami tidak protes saja kepada yang membuat aturan? tidak semudah itu, siapa kami? standard code atau panduan industri dibuat selama bertahun-tahun oleh para ahli dan telah terjadi kesepakatan diantara mereka, jadi kemungkinan salah atau gagal sangat minimum dibanding kalo kita sendiri yang membikin.

Naaaah………….tapi kenapa kita tidak bisa berbuat hal yang sama terhadap agama kita???  teringat beberapa waktu yang lalu-lau saya pernah berdiskusi dengan beberapa orang tentang suatu permasalahan dalam agama ini….apa yang mereka katakan?

“menurut saya, selama itu baik ga apa-apa dilaksanakan”

“kita jangan terpaku pada dalil yang ada di Al-Qur’an dan As Sunnah, nanti kita malah bingung sendiri”

“menurut saya maksud ayat itu adalah begini dan begini….” <– Siapa anda mas??

“yang penting kan niatnya baik, walaupun ga ada dalil nya”

Paling lucu lagi…pernah saya dihardik…“ah  golongan kamu kan suka menghambur-hamburkan dalil Al-Qur’an dan Sunnah”…dalam hati aku berkata “lhooo yo opo toh sampeyan iki mas?”… kuliah aja kita ga boleh ngawur kalau jawab soal,…. masa ada orang jawab persoalan agama berdasarkan dalil dibilang menghambur-hamburkan dalil….bahkan kalau kita berpikir sehat…. orang terpaksa nyontek saat ujian…ya itu karena dia tidak bisa menjawab persoalan dengan dasar2 yang kuat alias ga bisa di-awur jawabannya…..apalagi dalam ajarann agama ini mas….

seolah-olah permasalahan agama ini ringan bagi mereka sehingga kita boleh berimprovisasi. Jika salah dalam mendesign pabrik efeknya seperti gambar di atas, bagaimana kalau kita salah dalam beragama. Resiko nya sudah tau…kalau tidak Neraka ya Neraka… 🙂 Padahal sudah jelas, landasan kita beragama adalah Al-Qur’an dan Sunnah berdasarkan pemahaman sahabat atau tiga generasi pertama terbaik ummat ini. Kenapa sih harus sahabat? bukan saya, bukan si fulan atau fulan??Ini bukan perkataan saya dan saya tidak mau jawab ngawur lhooo….karena Rasulullah sendiri yang mengatakannya. Siapa yang lebih dekat dengan Rasulullah?, di-tarbiyah langsung oleh beliau?,melihat langsung dan mendengar langsung dari Beliau? Siapa lagi kalau bukan sahabat?

Sebaik-baik zaman adalah zamanku (zaman para sahabat), kemudian yang setelahnya (zaman tabi’in), kemudian yang setelahnya (zaman tabi’ut tabi’in).
(HR. Bukhari no. 6429 dan Muslim no. 2533 hadits ini adalah Mutawatir, sebagaimana telah ditegaskan oleh Al-Hafidz Ibnu Hajar dalam Al-Ishobah I/12 dan Muanawiy dalam Faidhul Qadir III/478 serta disetujui oleh Al-Kataaniy dalam kitab Nadzmul Mutanatsir hal.127)

Bahkan Allah subhanahu wa ta’ala menyuruh kepada kaum muslimin untuk mengikuti cara beragama seperti cara beragama para sahabat radhiyallahu ‘anhum ajma’in.

Allah tabaroka wa ta’ala berfirman :
Orang-orang yang terdahulu lagi yang pertama-tama masuk Islam di antara orang-orang Muhajirin dan Anshor dan orang-orang yang mengikuti mereka dengan baik, Allah ridha’ kepada mereka dan mereka pun ridha’ kepada Allah dan Allah menyediakan bagi mereka surga-surga.”
(QS. At-Taubah : 100)

Di dalam bergama, Islam menghendaki agar umatnya mempunyai kejelasan dan kepastian ilmiah. Karena itu Islam melarang umatnya untuk mengikuti suatu perkara tanpa didasari kepastian ilmiah:

“Dan janganlah mengikuti apa-apa yang kamu tidak tahu. Sesungguhnya pendengaran dan pengelihatan dan akal pikiran, semua itu akan dimintai pertanggungjawabannya.” (Al-Isra’: 36)

Islam juga membimbing umatnya agar berusaha mendapatkan kepastian ilmiah dengan menanyakan berbagai permasalahan itu kepada ahlinya:

“Maka bertanyalah kalian kepada para ahlinya bila kalian tidak mengerti tentang berbagai keterangan dan kitab-kitab terdahulu. Dan Kami telah menurunkan kepadamu (hai Muhammad) Al-Qur’an agar engkau menerangkan kepada sekalian manusia apa yang telah diturunkan kepada mereka. Semoga dengan itu mereka mau berfikir tentang kebenaran itu.” (An-Nahl: 43 – 44)

Bahkan Islam menyatakan bahwa orang yang paling takut kepada Allah adalah orang yang paling berilmu tentang agama ini:

“Hanyalah orang yang takut kepada Allah itu dari hamba-hamba-Nya adalah para ulama (yakni ahli ilmu syariat Allah). Sesungguhnya Allah itu Maha Agung dan Maha Pengampun.” (Fathir: 28)

Oleh karena itu orang yang paling tinggi derajatnya dalam Islam adalah orang yang paling berilmu tentang agama ini.

“Allah mengangkat derajat orang-orang beriman dari kalian dan orang-orang yang berilmu tentang agama ini dengan beberapa derajat. Dan Allah Maha Tahu dengan apa yang kalian lakukan.” (Al-Mujadalah: 11)

“Ikutilah apa yang diturunkan kepadamu dari Rabb-mu dan janganlah kamu mengikuti pemimpin-pemimpin selain-Nya. Amatlah sedikit kalian mengambil pelajaran (darinya).”[ Al-A’raf: 3 ]

Allah Jalla Dzikruhu juga berfirman,

“Wahai orang-orang yang beriman, janganlah kalian mendahului Allah dan Rasul-Nya.” [Al-Hujurat: 1 ]

Selain itu, Rasulullah shallallahu  alaihi wa  ala alihi wa sallam bersabda,

تَرَكْتُ فِيْكُمْ شَيْئَيْنِ لَنْ تَضِلُّوْا بَعْدَهُمَا : كَتَابَ اللهِ وَسُنَّتِيْ وَلَنْ يَتَفَرَّقَا حَتَّى يَرِدَا عَلَيَّ الْحَوْضَ

“Saya meninggalkan kepada kalian dua perkara, kalian tidak akan sesat sesudahnya (yaitu) Kitabullah dan Sunnahku dan keduanya tidak akan bercerai sampai keduanya menemuiku di telaga.” ( Shahih Jami’ Ash-Shaghir karya Al-Albany jilid 3 hal. 39 no. 2934)

Lantas kenapa kita harus protes jika Agama kita telah mengaturnya secara tsabit bahkan dalam urusan “istinja’ sekalipun. Kenapa masih ada kata2 ….menurut saya? 

Agama ini bukan ajang kreatifitas … atau asal baik saja? jika suatu perkara dikatakan baik, baik menurut siapa?????

Bahkan jika terdapat perbendaan pendapat, di urusan pekerjaan…kita tidak segan segan membawa dalil yang merujuk pada peraturan perusahaan lah, menurut standard industri lah, tapi kalau sudah berbicara agama…masing-masing merasa cukup dengan ” menurut saya ya…..” ditimpali oleh lawan diskusinya “lho itu kan menurut anda…kalau menurut saya kan baik?” padahal……

“Kemudian jika kalian berlainan pendapat tentang sesuatu, maka kembalikanlah ia kepada Allah (Al Qur`an) dan Rasul (sunnahnya), jika kalian benar-benar beriman kepada Allah dan hari kemudian. Yang demikian itu lebih utama (bagi kalian) dan lebih baik akibatnya.” [ An-Nisa`: 59 ]

Berkata Ibnu Hazm rahimahullah dalam Al-Ihkam hal. 102, “Maka benarlah dengan ini, bahwa umat berijma’ dalam menerima khabar ahad seorang yang terpercaya dari Nabishallallahu  alaihi wa  ala alihi wa sallam , juga seluruh kaum muslimin menerimakhabar ahad seorang yang terpercaya dari Nabi shallallahu  alaihi wa  ala alihi wa sallam .”

hari ini dan seterusnya sepertinya kita harus protes kepada diri kita sendiri………..ADILKAH KITA KEPADA HAK-HAK AGAMA ALLAH INI?

***

Curcol santai hari Sabtu

Ditemani kebab

Sambil mengingat-ingat dialog terakhir kali bersama teman

Akal adalah sarana dalam mencari kebenaran…dan bukan sumber kebenaran

***

5 thoughts on “Memprotes Diri Sendiri….

    • Thank you Frizz for the positive, really appreciate that. I live in Indonesia. Actually I’m quite new in photography…and on top of that I just use standard kits to take photos… I’m just lucky to get good shot..I guess

Leave a comment