Sebuah Perjalanan Buku Usang dan Sunyinya Malam


Bismillahirrahmanirrahim………….

Suara jarum jam dinding yang berdetak begitu kerasnya seakan-akan mampu terdengar oleh siapa saja malam itu. Sesekali kubuka jendela…subhanallah sunyi nian malam ini….., yang tampak hanyalah sinar lampu jalan kekuningan  yang seolah menjadi teman setia jalanan kosong yang baru saja di-aspal. Ingiiin …. rasanya menyusuri jalan itu, sembari memperhatikan langkahku dan merasakan basah nan sejuk nya air hujan yang tergenang di jalanan sebagaimana aku selalu ingin akan melihat kisah hidupku dari kejauhan.

Jauh meninggalkan hasrat yang kuat untuk sekedar membuat teh hangat dan meringkuk dalam selimut tebal nan hangat malam ini,,,, kutatap raut wajah Istri dan putraku dalam-dalam yang sedang tertidur pulas, damai rasanya melihat raut wajah mereka. Telah hampir setengah tahun kami telah pindah ke rumah idaman kami saat ini…..ingin rasanya kulukiskan suatu malam di rumah lama (baca : kontrakan lama)   …  dimana ingatan itu kembali mengusik jari-jari ku tuk sekedar melukiskannya di sini.

Malam itu…………….

Kembali ku duduk di ruang tamu, kupandangi buku-buku di rak yang tertumpuk rapi, berjajar menurut tinggi, tebal dan tipis nya, beberapa buku tampak tersusun tak beraturan dan beberapa buku terselip diantaranya. Sampulnya tampak usang dan sebuah lagi masih tampak seperti baru. Kuambil keduanya….perlahan aku buka, jujur saja, tak sanggup aku membukanya, namun rasa rinduku mengalahkan memori lama yang terpendam tuk kesekian kali terbuka lagi,…lagi…? ya lagi. Lagi terbuka di malam yang sunyi dimana ketenangan dan keanggunannya mengusik kotak memori yang ada di kepalaku.

Lembar demi lembar kubaca, sesekali aku tersenyum ringan mebaca kisah yang telah tertulis puluhan tahun yang lalu, dan sesekali aku tak sanggup meneruskan membacanya. Aku tersenyum akan kelucuan perbuatanku dan aku tak sanggup meneruskan sebagiannya. Beberapa kisah akan kesalahanku pun juga tertulis di situ….andai aku bisa kembali ke zaman itu, maka aku akan berbuat apapun untuk memperbaikinya. Namun sia-sialah sudah, pena telah diangkat dan tinta telah mengering. Goresan- goresan pena dengan lugas dan tegas tanpa ragu melukiskan apa-apa yang telah kulalui, tanpa bisa kurubah…tidak…..tidak untuk satu huruf pun. Seolah-olah buku usang itu ingin berkata …..“inilah kisah-mu, terimalah apa adanya…”

Satu persatu lembaran kubuka, dan akhirnya berada di penghujung lembar terakhir…..ini kisahku hingga aku mencapai usia aql baligh...gumamku dalam hati!! sejurus kemudian kuletakkan buku yang sudah mulai usang di atas meja. Sesekali kupandangi teras rumah…masih…masih sunyi dan nyala lampu teras rumah masih menemani. Kuletakkan buku usang itu dan malam masih lah sunyi. Kuambil sebuah buku bersampul hitam yang masih terlihat rapi dan tampak baru. Namun beberapa halamannya terdapat bekas robekan, dan beberapa terdapat kliping koran di tahun 2001, dan tersebut namaku di situ, …oh ini kliping tentang pengumuman kelulusan SMU,,,,,,, kliping tersebut aku gunting dari sebuah koran radar Banyuwangi 10 tahun yang lalu…dan kudapat beberapa detik sebelum aku meninggalkan kota kelahiranku, aku pun masih ingat kala itu aku mengguntingnya dengan terburu-buru di sebuah rumah mungil di seberang stasiun kalisat, dan kulihat beberapa lembaran telah hilang dan yang tersisa adalah bekas robekan yang rapi…pertanda telah digunting dengan sadar …..ah aku tak mau dan tak berani mengingat lembaran apa yang telah aku robek….sedikitpun tak ingin mengingatnya….” kupercepat hasratku untuk membacanya agar rayuan lamunanku tak mengajakku kembali ke hari-hari itu. Kubertanya pada diriku sendiri mampukah aku akan selalu menyembunyikannya…walaupun lembaran itu sudah kumusnahkan namun kisahnya tetap melekat dan menyisakan penyesalan…”

Kutuntaskan buku ke dua, kutumpuk ala kadarnya bersama buku usang yang telah aku baca pertama kali…dan pikiranku terusik akan sebuah hari yang pasti…yaitu hari akhirat. Jika kedua buku diary-ku mencerminkan perjalanan yang ….aku buat…aku pilih ….. aku alami….dengan sadar….dan kesalahan yang aku perbuat telah membuat penyesalan yang berarti,…bagaimana dengan buku catatan amalan-amalanku kelak…. seperti halnya aku menjalani kehidupan ini hingga akhir nanti, Allah  azza wa Jalla tentunya memiliki catatan-catatan akan kehidupanku, yang tentunya kelak akan dibacakan kepadaku apa yang aku perbuat….Ya Allah mudahkanlah aku dalam Yaumul Hisab.

Hari itulah hari pembalasan semua amal perbuatan manusia, hari perhitungan yang sempurna dan hari ditampakkannya semua perbuatan yang tersembunyi sewaktu di dunia. Juga pada hari itu orang-orang yang melampaui batas akan berkata penuh penyesalan:

يَقُولُ يَا لَيْتَنِي قَدَّمْتُ لِحَيَاتِي

“Duhai, alangkah baiknya kiranya aku dahulu mengerjakan (amal shalih) untuk hidupku ini.”

”[al-Fajr/89:24]

Aku terhenyak sadar …. hari akhiratlah masa depan bagi manusia yang sesungguhnya. Kedatangan hari tersebut sangat cepat seiring dengan cepat berlalunya usia manusia. Allah Azza wa Jalla berfirman:

يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آمَنُوا اتَّقُوا اللَّهَ وَلْتَنظُرْ نَفْسٌ مَّا قَدَّمَتْ لِغَدٍ ۖ وَاتَّقُوا اللَّهَ ۚ إِنَّ اللَّهَ خَبِيرٌ بِمَا تَعْمَلُونَ

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan hendaklah setiap diri memperhatikan apa yang telah diperbuatnya untuk hari esok (akhirat), dan bertakwalah kepada Allah, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” [al-Hasyr/59:18]

Dalam menafsirkan ayat di atas Imam Qatâdah rahimahullah [Qatâdah bin Di’âmah As-Sadûsi Al-Bashri (wafat setelah tahun 110 H), adalah imam besar dari kalangan Tâbi’in yang sangat terpercaya dan kuat dalam meriwayatkan hadits Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam] berkata: “Senantiasa Rabbmu (Allah Azza wa Jalla) mendekatkan hari Kiamat, sampai-sampai Dia menjadikannya seperti besok”[Dinukil oleh Ibnul Qayyim rahimahullah dalam kitabnya “Ighâtsatul lahfân”]

Semoga Allah Azza wa Jalla meridhai Sahabat yang mulia Umar bin Khaththab Radhiyallahu ‘anhu yang telah mengingatkan hal ini dalam ucapannya yang terkenal:

“Hisablah (introspeksilah) dirimu saat ini, sebelum kamu dihisab (diperiksa/dihitung amal perbuatanmu pada hari kiamat). Timbanglah dirimu saat ini, sebelum amal perbuatanmu ditimbang (pada hari Kiamat), karena sesungguhnya akan mudah bagimu menghadapi hari kiamat jika kamu mengintrospeksi dirimu saat ini; dan hiasilah dirimu dengan amal shaleh untuk menghadapi hari yang besar ketika manusia dihadapkan kepada Allah Azza wa Jalla. Allah Azza wa Jalla berfirman :

يَوْمَئِذٍ تُعْرَضُونَ لَا تَخْفَىٰ مِنكُمْ خَافِيَةٌ

“Pada hari itu kamu dihadapkan (kepada Allah), tiada sesuatupun dari keadaanmu yang tersembunyi (bagi-Nya)” [al-Hâqqah/69:18] [Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam kitab beliau “Az Zuhd” (hal. 120), dengan sanad yang hasan.]

Senada dengan ucapan di atas, Ali bin Abi Thalib Radhiyallahu ‘anhu berkata:

“Sesungguhnya dunia telah pergi meninggalkan kita, sedangkan akhirat telah datang menghampiri kita, dan masing-masing dari keduanya (dunia dan akhirat) memiliki pengagum, maka jadilah kamu orang yang mengagumi/mencintai akhirat dan janganlah kamu menjadi orang yang mengagumi dunia, karena sesungguhnya saat ini waktunya beramal dan tidak ada perhitungan, adapun besok di akhirat adalah saat perhitungan dan tidak ada waktu lagi untuk beramal”[Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam “Az Zuhd” (hal. 130) dan dinukil oleh Imam Ibnu Rajab Al-Hambali dalam kitab beliau “Jâmi’ul ‘ulûmi wal hikam” (hal. 461)]. 

Malam semakin pekat…yang membuat teras rumah tampak hening…dengan rintik hujan yang mulai kentara. Suara gemericik air teduh menyertai…menghantarkan penyesalan yang aku perbuat. Ingin ku kumpulkan penyesalan semuanya hari ini….agar kelak tak ada lagi penyesalan……….

♥♥♥♥♥…Gema Pesona Estate…♥♥♥♥♥

♥♥♥♥♥ menjelang tengah malam ♥♥♥♥♥

♦♦♦♦♦ gerimis pun mulai berjatuhan ♦♦♦♦♦

Leave a comment