Seketika hujan mengetuk atap … gemericik…aduhai hujan akan turun lagi malam ini
Sesaat rintik pun mulai luruh….seolah dunia bersedih….
Kubuka pintu menuju Masjid, saatnya Sholat Isya….
Sepi nian malam ini, membuat kulit terasa makin dingin
Telapak kaki perlahan mulai basah …
Ya Allah…tak ada malam seindah malam ini dan se-sendu malam ini
Percakapan Malam Hujan
Hujan, yang mengenakan mantel, sepatu panjang, dan
payung, berdiri di samping tiang listrik.
Katanya kepada lampu jalan, “Tutup matamu dan tidurlah. Biar kujaga malam.”
“Kau hujan memang suka serba kelam serba gaib serba suara
desah; asalmu dari laut, langit, dan bumi;
kembalilah,
jangan menggodaku tidur. Aku sahabat manusia. Ia suka terang.”
(1973)
(“Percakapan Malam Hujan”, Sapardi Djoko Damono dalam Hujan Bulan Juni)
Depok, 00:26 WIB, setelah diguyur Hujan
(tak bisa tidur…padahal besok harus mengantar eyang ke Surabaya… ^_^)